Jadi mahasiswa itu terkadang benar-benar menjadi suatu beban yang teramat berat. Sepertinya kita harus memikul berkarung-karung beras. Berasa seperti ada di dalam jurang yang dalam, kita sudah teriak-teriak minta tolong tapi tak ada satu pun yang mendengarnya. Atau mungkin seperti gunung berapi aktif yang sudah mengeluarkan tanda-tanda aka meletus tapi tak kunjung meletus. Seperti kita mau bersin tapi tertahan. Seperti ada yang mau keluar dari diri kita tapi gagal keluar. Keadaan yang benar-benar menyiksa.
AAAKKKKKHHHH !!!!
Terkadang teriak itu bisa menjadi sebuah pilihan untuk membebaskan diri kita dari segala hal seperti itu. Atau bisa juga berupa tangisan. Suatu hal yang terasa berat dan kita tidak bisa membendungnya lagi. Dengan harapan ketika kita menangis masalah itu, beban itu bisa keluar bersama dengan air mata yang keluar. Yang terkadang ketika beban itu terasa berat bukan hanya air mata saja yang keluar. Tapi "air hidung" juga bisa keluar. Atau mungkin ketika kita teriak, beban itu bisa keluar bersama dengan suara kita, dan hilang terbawa angin yang entah kemana.
Mahasiswa itu memang harus menuruti aturan-aturan yang ada selama aturan itu tidak merugikan pihak manapun. Atau hanya menguntungkan salah satu pihak saja. Aturan memang dibuat untuk mengatur, tapi perlu juga kan dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya agar nantinya orang yang menjalaninya dapat menjalani dengan senang hati. Bukannya dengan setengah hati atau bahkan tanpa hati.
Memang sudah diakui, menjadi pemimpin tidak semudah kelihatannya. Yang dilihat orang menjadi pemimpin itu kita bisa melakukan apapun yang kita mau. Merubah ini, merubah itu. Dan hal itu yang dapat di salah gunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Dan di sini memang tidak menyalahkan atau menyudutkan siapa pun. Hanya menulis apa yang aku rasakan sekarang.
Ketika memasuki bulan yang baru, dengan harapan yang baru. Keinginan untuk menjalani bulan ini dengan penuh semangat di hari pertama. Semua itu sirna ketika harus menhadapi kenyataan yang sesungguhnya. Perubahan yang membuat "mood" langsung turun ketingkat yang paling rendah. Awal yang baru bukannya di isi dengan kebaikan, malah diisi dengan emosi yang berlebihan. Kemarahan yang tidak sepantasnya terjadi. Ketika sesuatu yang sudah dipersiapkan harus dirubah lagi dari awal. Dan itu seperti kita sedang berada di ketinggian, kemudian dijatuhkan secara tiba-tiba.
Memang terlihat begitu berlebihan. Tapi itu yang aku rasakan. Itulah yang terjadi. Dan itulah kenyataannya.
Selasa, 01 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar